GAP DAN SERVQUAL ANALYSIS BAKSO -Psikologi Pelayanan
Pendahuluan
Dari sekian jenis kuliner yang ada di Jakarta, salah
satu jenis makanan yang paling banyak disukai oleh konsumen adalah bakso. Siapa
yang tidak mengenal bakso? Menurut www.jurukunci.net Bakso atau bakso adalah
jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya
dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada
juga bakso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya,
bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur
mie, bihun, taoge, tahu, pagsit, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan
seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari
gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang
banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan dan
mall-mall. Dari sinilah Owner Bakso Lajang melihat peluang banyak konsumen yang
menyukai bakso.
Bakso Lajang cabang Jalan Proklamasi Menteng ini
sendiri banyak digemari oleh masyarakat, selain tempatnya yang nyaman, brand
Bakso Lajang yang unik juga membuat konsumen tertarik untuk datang dan
melakukan pembelian di Bakso Lajang cabang Menteng.Tempat bakso Lajang di
Menteng ini sudah di upgrade menjadi model prasmanan, tidak seperti di cabang
Margonda . Cabang di Menteng ini memiliki tempat yang luas ,halaman parkir yang
luas, ruangan AC dan Non AC ,serta Bakso Lajang cabang Menteng baru saja
opening pada September 2018 .Bakso Lajang juga menawarkan produk yang berbeda
dari bakso yang lainnya. Produk yang ditawarkan oleh Bakso Lajang ini membuat para konsumennya tertarik untuk
mencobanya, selain nama-nama menunya yang unik, rasanya juga membuat konsumen
ketagihan. Suasana di Bakso Lajang yang berada dijalan proklamasi itu sangat
cocok untuk berkumpul sambil menikmati semangkuk bakso.
Menu. Fasilitas dan Ruangan
Menu. Fasilitas dan Ruangan
Analisis
Kualitas Pelayanan Bakso Lajang
Dimensi Kualitas
Pelayanan
Ada lima karakteristik yang digunakan untuk
mengevaluasi kualitas pelayanan jasa, yaitu:
1.
Tangibles
(Nyata), meliputi bagian-bagian pelayanan yang bersifat nyata/ langsung seperti
penampilan karyawan, fasilitas fisik, peralatan, sarana komunikasi.
2.
Reability
(Kehandalan), yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera,
akurat dan memuaskan.
3.
Responsiveness
(Kesigapan/Tanggapan), yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan
dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap
keinginan konsumen.
4.
Assurance
(Jaminan atau kepastian), mencakup tingkat pengetahuan dan keramah tamahan
serta sopan santun yang harus dimiliki karyawan disamping kemampuan mereka
dalam menanamkan kepercayaan pada pelanggan. Dimensi assurance ini merupakan gabungan dari
dimensi:
a.
Competence
(kompetensi), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan
untuk melakukan pelayanan.
b.
Courtesy
(Kesopanan), meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan.
c.
Credibility
(Kredibilitas atau kepercayaan), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada organisasi seperti reputasi, prestasi dsb.
d.
Security
(Keamanan), artinya tidak adanya bahaya, resiko atau keraguan untuk menggunakan
jasa yang ditawarkan.
5.
Empathy
(Empati), merupakan perhatian khusus yang diberikan kepada setiap pelanggan
secara individu. Dimensi empati merupakan gabungan dari dimensi:
a.
Access (Akses),
meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
b.
Communication
(Komunikasi), yaitu kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi
kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
c.
Understanding
the customer (memahami pelanggan), meliputi usaha untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
(Parasuraman dalam Hoffman, 2008)
Kualitas pelayanan
merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing. Harapan dari
konsumen setiap saat selalu berubah sehingga kualitas pelayanan yang diberikan
juga harus disesuaikan. Konsumen akan menilai pelayanan yang diberikan oleh
suatu perusahaan dengan membandingkan dari perusahaan satu dengan perusahaan
lain yang sejenis, juga dengan membandingkan pelayanan yang diterima dengan pelayanan
yang diharapkannya.
·
Instrumen
Penelitian Berdasarkan Dimensi Kualitas Pelayanan
Penetapan skor yang diberikan untuk mengukur
Kepuasan Konsumen menggunakan Skala Likert, sebagai berikut:
1. Skor 5 jika Sangat Puas
2. Skor 4 jika Puas
3. Skor 3 jika Kurang Puas
4. Skor 2 jika Tidak Puas
5. Skor 1 jika Sangat Tidak Puas
Variabel
|
Atribut
|
Indikator
|
No Skor
|
Kualitas Pelayanan
|
Tengibel
|
a. Kenyamanan ruang pelayanan
b. Aspek lokasi
c.
Penampilan karyawan
|
4
5
3
|
Reability
|
a. Kesediaannya melayani pelanggan
b. Penanganan keluhan konsumen
|
3
3
|
|
Responsive
|
a. Kecepatan petugas dalam pelayanan
b. Ketepatan informasi
yang diberikan
|
3
4
|
|
Assurance
|
a. Keamanan transaksi
b. Reputasi rumah makan dan
karyawan
|
4
4
|
|
Emphaty
|
a. Petugas yang professional
dibidangnya
b. Memberikan layanan
tanpa melihat status maupun
kedudukan
c. Memahami kondisi
pelanggan
|
4
4
3
|
Service Quality
Pendekatan pengukuran kualitas pelayanan yang banyak
dijadikan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model SERVQUAL
(singkatan dari service quality) yang dikembangkan oleh (Parasuraman, Zeithaml
dan Berry, 1990). Dalam pendekatan ini ditegaskan bahwa bila kinerja pada suatu
atribut (attribute performance) meningkat lebih besar dari pada harapan
(expectations) atau atribut yang bersangkutan, maka kepuasan dan kualitas jasa
pun akan meningkat, begitu pula sebaliknya (Tjiptono, 2005). Menurut Parasuraman,
et al. (1990) terkait dengan model SERVQUAL, kualitas jasa didefinisikan sebagai
penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa. ketidaksesuaian
muncul dari lima macam kesenjangan yang dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu Gap 1, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen
dengan ekspektasi konsumen. Gap 2, yaitu kesenjangan yang terjadi pada spesifikasi
kualitas jasa. Gap 3, yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan
dan proses pemberian/penyampaian jasa. Gap ini menunjukkan perbedaan antara
spesifikasi kualitas pelayanan dengan penyampaian pelayanan yang diberikan oleh
karyawan (contact personnel). Gap 4, yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa
dengan komunikasi eksternal. Ekspektasi pelanggan mengenai kualitas pelayanan
dipengaruhi oleh pernyataanpernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi
pemasaran. Gap 5, yaitu kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen.
Gap ini berarti bahwa jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan jasa yang
diharapkan.
·
Tabel Pertanyaan
dalam Pengamatan Restoran Bakso Lajang
Tengibles
|
Atribut Pertanyaan Pengamatan
|
A1
|
Daftar menu tertata dengan rapi dan
dapat terlihat jelas oleh konsumen
|
A2
|
Porsi makanan
yang disajikan sesuai dengan standar Restoran
|
A3
|
Suhu di dalam
ruangan yang sejuk membuat konsumen nyaman berkunjung ke Restoran
|
A4
|
Kondisi
penerangan di dalam restoran yang baik
|
A5
|
Restoran
memiliki halaman restoran dan ruangan yang bersih
|
Reability
|
Atribut Pertanyaan Pengamatan
|
B1
|
Karyawan
memberikan informasi yang akurat saat menjelaskan kepada konsumen
|
B2
|
Karyawan
sanggup menanggapi permintaan konsumen dengan cepat
|
B3
|
Restoran
menyediakan jasa pesan antar (delivery service) sehingga memudahkan konsumen
|
Responsiveness
|
Atribut Pertanyaan Pengamatan
|
C1
|
Karyawan
tanggap terhadap kebutuhan konsumen
|
C2
|
Karyawan
memberi pelayanan dengan cepat dan tepat waktu
|
C3
|
Karyawan
sanggup menanggapi permintaan konsumen dengan cepat
|
C4
|
Karyawan
bersedia menerima keluhan dari konsumen
|
Assurance
|
Atribut Pertanyaan Pengamatan
|
D1
|
Karyawan
memiliki pengetahuan yang mendukung pekerjaan mereka
|
D2
|
Karyawan
selalu bersikap sopan dan ramah kepada konsumen
|
D3
|
Kebersihan
dari produk Restoran terjaga
|
D4
|
Nutrisi
makanan dan kesesuaian pesanan membuat konsumen puas
|
Empathy
|
Atribut Pertanyaan Pengamatan
|
E1
|
Karyawan memberikan
masukan /pengertian tentang masalah yang dihadapai konsumen
|
E2
|
Karyawan
memahami kebutuhan / keinginan konsumen
|
·
Tabel Skala
Penilaian Terhadap Pertanyaan Pengamatan
Kategori
|
Jawaban
|
Bobot
|
Harapan
( Expectation )
|
Sangat Tidak Penting
(STP)
|
1
|
Tidak Penting (TP)
|
2
|
|
Cukup Penting (CP)
|
3
|
|
Penting (P)
|
4
|
|
Sangat Penting (SP)
|
5
|
|
Persepsi
(Perception)
|
Sangat Tidak
Puas (STP)
|
1
|
Tidak Puas
(TP)
|
2
|
|
Cukup Puas(CP)
|
3
|
|
Puas (P)
|
4
|
|
Sangat Puas
(SP )
|
5
|
·
Hasil Uji
Pengamatan Restoran
Cara Menentukan Serqual
score (Si) untuk setiap pertanyaan/ atribut dengan persamaan sebagai berikut :
dimana :
I : 1,2,3,...,n
Pi : nilai persepsi yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
Ei : nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
n : nomor pertanyaan Tentukan Serqual score (Si) untuk setiap pertanyaan/ atribut dengan persamaan sebagai berikut :
Pi : nilai persepsi yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
Ei : nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
n : nomor pertanyaan Tentukan Serqual score (Si) untuk setiap pertanyaan/ atribut dengan persamaan sebagai berikut :
Ø Tabel Tingkat Presepsi ,Tingkat Harapan ,dan
Gap setiap Pertanyaan Pengamatan
Dimensi
|
Pertanyaan Pengamatan
|
Presepsi
|
Harapan
|
GAP
|
|
Tengibles
|
A1
|
4
|
4
|
0
|
|
A2
|
3
|
5
|
-2
|
||
A3
|
3
|
4
|
-1
|
||
A4
|
4
|
4
|
0
|
||
A5
|
5
|
4
|
2
|
||
B1
|
4
|
4
|
0
|
||
Reability
|
B2
|
3
|
4
|
-1
|
|
B3
|
1
|
5
|
-4
|
||
Responsiveness
|
C1
|
3
|
4
|
-1
|
|
C2
|
3
|
5
|
-2
|
||
C3
|
3
|
4
|
-1
|
||
C4
|
4
|
4
|
0
|
||
Assurance
|
D1
|
4
|
4
|
0
|
|
D2
|
4
|
4
|
0
|
||
D3
|
5
|
4
|
1
|
||
D4
|
4
|
4
|
0
|
||
Empathy
|
E1
|
3
|
3
|
0
|
|
E2
|
4
|
4
|
0
|
||
Analisis nilai kepuasan
digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi dan aspek-aspek dalam setiap
dimensi tersebut yang membutuhkan penyempurnaan kualitas. Pada tabel diatas ,
apabila nilai gap kurang dari nol, maka dikategorikan bahwa pelanggan tidak
puas terhadap pelayanan yang diberikan. Apabila diketahui bahwa nilai kepuasan
pelanggan memiliki nilai sama dengan nol maka dikategorikan bahwa pelanggan
puas terhadap pelayanan yang diberikan. Dimensi yang diteliti dalam analisis
nilai kepuasan antara lain:
1. Dimensi Bukti Fisik (A), memiliki lima atribut
diantaranya daftar menu tertata dengan rapi dan dapat terlihat jelas oleh
konsumen (A1), porsi makanan yang disajikan sesuai dengan standar Restoran X
(A2), suhu di dalam ruangan yang sejuk membuat konsumen nyaman berkunjung ke
Restoran X(A3), kondisi penerangan di dalam restoran yang baik (A4), dan
Restoran X memiliki halaman restoran dan ruangan yang bersih (A5).
2. Dimensi Kehandalan (B), memiliki tiga atribut
diantaranya Karyawan memberikan informasi yang akurat saat menjelaskan kepada
konsumen (B1), Karyawan memberi pelayanan dengan cepat dan tepat waktu (B2),
dan Restoran X menyediakan jasa pesan antar (delivery service) sehingga
memudahkan konsumen (B3).
3. Dimensi
Daya Tanggap (C), memiliki empat atribut diantaranya karyawan tanggap terhadap
kebutuhan konsumen (C1), kepastian waktu penyampaian jasa dinformasikan dengan
jelas kepada para konsumen (C2), karyawan sanggup menanggapi permintaan
konsumen dengan cepat (C3), dan karyawan bersedia menerima keluhan dari
konsumen (C4). Selisih harapan dengan persepsi paling tinggi ada pada dimensi
ini, artinya konsumen masih merasa bahwa McDonal’s kurang tanggap dalam
melayani kebutuhan konsumen.
4. Dimensi Jaminan (D), memiliki empat atribut
diantaranya karyawan memiliki pengetahuan yang mendukung pekerjaan mereka (D1),
karyawan selalu bersikap sopan dan ramah kepada konsumen (D2), kebersihan dari
produk McDonald terjaga (D3), dan kualitas makanan dan kesesuaian pesanan
membuat konsumen puas (D4).
5. Dimensi Empati (E), memiliki dua atribut
diantaranya karyawan memberikan masukan/pengertian tentang masalah yang
dihadapai konsumen (E1), dan karyawanmemaham
·
Analisis Kesenjangan GAP
Customer Gap adalah
perbedaan antara persepsi pelanggan dan harapan pelanggan (antara customer
perception dan customer expectation). Persepsi Konsumen adalah penilaian
subyektif oleh pelanggan atas pengalamannya mengkonsumsi barang/jasa. Harapan
pelanggan merupakan standar atau referensi pelanggan dengan pengalaman konsumsi
barang/jasa.
Persepsi konsumen dan
harapan konsumen seharusnya identik, tetapi dalam kenyataannya ada suatu celah
(gap) yang cukup besar. Ini merupakan tugas pemasar untuk membangun jembatan
antara keduanya dan atau melakukan usaha-usaha untuk mempersempit atau menutup
celah (gap) yang terjadi. Saat ini, kita mengenal lima jenis kesenjangan (gap)
yang harus dijembatani dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, antara
lain :
1.
Kesenjangan
antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen perusahaan. Kesenjangan
tersebut tercipta akibat manajemen perusahaan salah mengerti terhadap apa yang
diharapkan pelanggan.
Analisa
Restoran Bakso Lajang: mulai dari harga ketika melihat menu bakso cukup
terjangkau tetapi menu untuk snack pangsit 1 seharga Rp5000 sangat tidak worth
it
2.
Kesenjangan
antara persepsi manajemen perusahaan atas harapan pelanggan dan spesifikasi
kualitas pelayanan. Kesenjangan tersebut terjadi akibat kurang tepatnya
penerjemahan persepsi manajemen perusahaan atas harapan para pelanggan
perusahaan ke dalam bentuk tolok ukur kualitas pelayanan.
Analisa
Restoran Bakso Boedjangan : harapan kami ketika sampai disana para pelayan
cepat tanggap ketika ketika memilih menuh seperti prasmanan/mengambil sendiri.
3.
Kesenjangan
antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pemberian pelayanan kepada pelanggan.
Keberadaan kesenjangan tersebut lebih diakibatkan oleh ketidakmampuan sumber
daya manusia perusahaan untuk memenuhi standar kualitas pelayanan yang telah
ditetapkan.
Analisa
Restoran Bakso Boedjangan : ketika menggambil menu yang diinginkan, kuah bakso
yang saya pesan habis dan cukup lama untuk mengambil bahannya, dan ketika
menggambil minum es batu yang disediakan pelayan cukup lama.
4.
Kesenjangan antara
pemberian pelayanan kepada pelanggan dan komunikasi eksternal. Kesenjangan
tersebut tercipta karena perusahaan ternyata tidak mampu memenuhi jani-janjinya
yang dikomunikasikan secara eksternal melalui berbagai bentuk promosi.
Analisa
Restoran Bakso Boedjangan :
5.
Kesenjangan
antara harapan pelanggan dan kenyataan pelayanan yang diterima. Kesenjangan
tersebut ada sebagai akibat tidak terpenuhinya harapan para pelanggan.
Analisa
Restoran Bakso Boedjangan : rasa yang menurut kami dengan harga 1 bakso sedang
Rp15.000 dan kuah pilihan sangat tidak terjangkau walaupun memamng 1 bakso
membuat kami kenyang.
Best Regards,
Oktavika Putri
Rachmi Danti
Muchamad Hadi Budiman
Daftar
Pustaka
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical